Senin, 19 Oktober 2015

Mengejar Sunrise Di Danau Kelimutu

Danau Kelimutu Dengan 3 Warnanya Yang Magis
Uang Zaman Baheula
Kamis-Jumat, 20- 21 Agustus
            Perjalanan dari Denge - Ruteng - Borong - Aimere - Bajawa - Ende – Desa Moni – Danau Kelimutu menghabiskan sekitar 14 jam ah gokiiiil dan jangan harap jalurnya mulus lurus terus kayak jalur pantura, enggak men ini jalurnya berkelok-kelok kayak jalur selatannya Jawa Barat mantep gak tuh mane gelap gak ada lampu penerangan dijalan terus jalannya yang rawan longsor, ah sudahlah yang bisa gw lakuin saat itu hanya berdoa, ngerokok, terus tidur ehehe. Jam 06.00 akhirnya kami sampai gerbang Taman Nasional Kellimutu, setelah membayar karcis masuk kami pun langsung tantjap gas karna udah kesiangan ini baaaang. Diiringin lantunan lagu dari Ivan Nestorman kami sangat bersemangat menyayikan nya bersama-sama, “akan ku daki gunungmu uoo.. kelimutu, ingin kulihat wadah tuhan, meramu warna warna Magic, warna-warna magis uoo.. KELIMUTU uoo.. KELIMUTU. Cerita Rakyat Danau Kelimutu
Harga Tiket Masuk
Puncak Kelimutu
Tugu Bung Karno Dablang, Bang Iren, Mas apid
Dablang diantara Tiwu Ata Mbupu dan Tiwu Nuwa Muri Ko'ofai
Tiwu Ata Polo
            Tak henti-hentinya mulut kami mengucap syukur bisa sampai disini setelah melakukan perjalanan yang panjang, kami pun bergegas langsung treking menuju puncak gunung sekitar 20 menit. Ada monumen bung Karno dipuncak Kelimutu, dulu saat diasingkan di Ende konon katanya bung Karno pernah datang menjelang adzan subuh lalu beliau pun menunaikan shalat subuh di puncak yang kini dibangun menjadi tugu monumen. Gw pun duduk di pinggir danau menghadap ke timur menikmati hangatnya semburan sinar mentari langsung dari puncak Kelimutu, hanya terdiam tak melakukan apa-apa sejenak, tak berbicara hanya memberikan senyum yang lebar kepada sang mentari dan tak lupa mengucap syukur dalam hati, aah sungguh nikmat pagi ku ini!!
Sunrise di Kelimutu
Si Hari Melompat Kegirangan
Terdiam Menikmati Sinar Mentari 
            Setelah puas menikmati Danau Kelimutu sekitar jam 08.45wita kami pun melanjutkan perjalanan pulang untuk kembali ke Labuan Bajo, karna semalaman diperjalanan gw kebanyakan tidur *ya lagi juga gelap apa yang mau diliat* ternyata jalur flores sungguh indah dari naek turun bukit lalu kami berjalan dipesisir pantai dan akhirnya balik lagi menaiki bukit. Terhenti sejenak sekitar 1 jam saat ada jalan yang sedang diperlebar yang sedang dikerjakan oleh mobil berat saat itu. 
Siap Berangkat
Sekitar jam 18.00wita kami tiba di Bajawa berhenti sejenak untuk istirahat dengan menenggak air perdamaian *ehehe becanda, gw gak minum cuman nyium dikit doang* sopi adalah arak yang terbuat dari buah lontar yang dari dulu telah menjadi minuman khas Flores yang diminum sekedar untuk mendamaikan suasana. Kami pun melanjutkan perjalanan yang masih sangat panjang ini karna 2 supir ini kelelahan kami pun memutuskan untuk beristirahat dipinggir jalan, yang akhirnya kami sampai di Labuan bajo sekitar jam 06.00 wita lalu kami pun menumpang istirahat di kapal millik mas Supardin yang baik hati ini, sungguh mulia hati mu mas bingung harus berterimakasih dengan cara apalagi kami selain mendoakan semoga engkau selalu diberi perlindungan dan diberi kesehatan oleh allah swt, amin. Setelah membeli tiket bus tujuan Labuan Bajo-Denpasar Rp.450.000 kami pun langsung menaiki kapal yang diantar langsung oleh mas Supardin dan Riki Kardus, “akan gw ceritakan dan gw tuangkan ke dalam tulisan tentang perjalanan kali ini secepatnya, karna dalam perjalanan kali ini gw dapat banyak teman baru, pengalaman baru, masukan serta saran-saran dari berbagai orang yang gw jumpai. Dan gw akan menceritakan kepada teman-teman di Jakarta bahwa Flores memang pantas untuk disebut sebagai salah satu surganya timur Indonesia!!”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar