Danau Kelimutu Dengan 3 Warnanya Yang Magis
|
Uang Zaman Baheula |
Kamis-Jumat,
20- 21 Agustus
Perjalanan
dari Denge - Ruteng - Borong - Aimere - Bajawa - Ende – Desa Moni – Danau
Kelimutu menghabiskan sekitar 14 jam ah gokiiiil dan jangan harap jalurnya
mulus lurus terus kayak jalur pantura, enggak men ini jalurnya berkelok-kelok
kayak jalur selatannya Jawa Barat mantep gak tuh mane gelap gak ada lampu penerangan
dijalan terus jalannya yang rawan longsor, ah sudahlah yang bisa gw lakuin saat
itu hanya berdoa, ngerokok, terus tidur ehehe. Jam 06.00 akhirnya kami sampai
gerbang Taman Nasional Kellimutu, setelah membayar karcis masuk kami pun
langsung tantjap gas karna udah kesiangan ini baaaang. Diiringin lantunan lagu
dari Ivan Nestorman kami sangat bersemangat menyayikan nya bersama-sama, “akan
ku daki gunungmu uoo.. kelimutu, ingin kulihat wadah tuhan, meramu warna warna
Magic, warna-warna magis uoo.. KELIMUTU uoo.. KELIMUTU. Cerita Rakyat Danau Kelimutu
|
Harga Tiket Masuk |
|
Puncak Kelimutu |
|
Tugu Bung Karno Dablang, Bang Iren, Mas apid |
|
Dablang diantara Tiwu Ata Mbupu dan Tiwu Nuwa Muri Ko'ofai |
|
Tiwu Ata Polo |
Tak henti-hentinya mulut kami mengucap syukur
bisa sampai disini setelah melakukan perjalanan yang panjang, kami pun bergegas
langsung treking menuju puncak gunung sekitar 20 menit. Ada monumen bung Karno
dipuncak Kelimutu, dulu saat diasingkan di Ende konon katanya bung Karno pernah
datang menjelang adzan subuh lalu beliau pun menunaikan shalat subuh di puncak
yang kini dibangun menjadi tugu monumen. Gw pun duduk di pinggir danau
menghadap ke timur menikmati hangatnya semburan sinar mentari langsung dari
puncak Kelimutu, hanya terdiam tak melakukan apa-apa sejenak, tak berbicara
hanya memberikan senyum yang lebar kepada sang mentari dan tak lupa mengucap
syukur dalam hati, aah sungguh nikmat pagi ku ini!!
|
Sunrise di Kelimutu |
|
Si Hari Melompat Kegirangan |
|
Terdiam Menikmati Sinar Mentari |
Setelah puas menikmati Danau
Kelimutu sekitar jam 08.45wita kami pun melanjutkan perjalanan pulang untuk
kembali ke Labuan Bajo, karna semalaman diperjalanan gw kebanyakan tidur *ya
lagi juga gelap apa yang mau diliat* ternyata jalur flores sungguh indah dari
naek turun bukit lalu kami berjalan dipesisir pantai dan akhirnya balik lagi
menaiki bukit. Terhenti sejenak sekitar 1 jam saat ada jalan yang sedang
diperlebar yang sedang dikerjakan oleh mobil berat saat itu.
|
Siap Berangkat |
Sekitar jam
18.00wita kami tiba di Bajawa berhenti sejenak untuk istirahat dengan menenggak
air perdamaian *ehehe becanda, gw gak minum cuman nyium dikit doang* sopi adalah
arak yang terbuat dari buah lontar yang dari dulu telah menjadi minuman khas
Flores yang diminum sekedar untuk mendamaikan suasana. Kami pun melanjutkan
perjalanan yang masih sangat panjang ini karna 2 supir ini kelelahan kami pun
memutuskan untuk beristirahat dipinggir jalan, yang akhirnya kami sampai di Labuan bajo sekitar jam 06.00 wita lalu
kami pun menumpang istirahat di kapal millik mas Supardin yang baik hati ini,
sungguh mulia hati mu mas bingung harus berterimakasih dengan cara apalagi kami
selain mendoakan semoga engkau selalu diberi perlindungan dan diberi kesehatan
oleh allah swt, amin. Setelah membeli tiket bus tujuan Labuan Bajo-Denpasar Rp.450.000
kami pun langsung menaiki kapal yang diantar langsung oleh mas Supardin dan
Riki Kardus, “akan gw ceritakan dan gw tuangkan ke dalam tulisan tentang perjalanan kali ini secepatnya,
karna dalam perjalanan kali ini gw dapat banyak teman baru, pengalaman baru, masukan
serta saran-saran dari berbagai orang yang gw jumpai. Dan gw akan menceritakan
kepada teman-teman di Jakarta bahwa Flores memang pantas untuk disebut sebagai
salah satu surganya timur Indonesia!!”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar