BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perekonomian
di Indonesia saat ini memasuki
ajang persaingan yang ketat dalam berbagai sektor yang ada. Dan
hal ini menodorong dunia usaha untuk meningkatkan efisiensi kerja dan mutu bidang usaha yang dikelolanya. Dengan
demikian dibutuhkan perencanaan
dan pengendalian yang baik terhadap kegiatan-kegiatan usaha yang ditempuh dalam
berbagai aspek yang relevan dengan perencanaan dan pelaksanaannya. Pada awal periode disusunlah budget
(anggaran) untuk setiap elemen Biaya Overhead
Pabrik yang digolongkan ke dalam
biaya tetap dan variable. Dimana anggaran memiliki satu kesatuan serta cara
tertentu dalam melakukan perencanaan guna menunjang pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.
Anggaran Biaya Overhead Pabrik adalah
anggaran biaya yang terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tak
langsung, biaya listrik pabrik, biaya sewa bangunan pabrik, penyusutan aktiva
tetap pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik. Setelah
budget Biaya Overhead Pabrik ditentukan
langkah selanjutnya adalah memlih dasar pembebanan biaya dan tingkatan
kapasitas.
Pada umumnya dasar yang dipakai untuk
menentukan tingkatan kapasitas adalah kapasitas normal sedangkan beberapa dasar
pembebanan yang dapat dipakai dapat dipilih salah satu dari beberapa dasar yang
telah diuraikan di muka. Tarif Biaya Overhead
Pabrik yang di tentukan di muka dapat memberikan manfaat kepada manajemen
perusahaan salah satunya yaitu dapat dipakai sebagai alat untuk membebankan Biaya
Overhed Pabrik pada produk dengan
teliti, adil, dan cepat. Dalam rangka menghitung harga pokok produk dapat dipakai
sebagai alat pengendalian Biaya Overhead Pabrik,
untuk itu tarif Biaya Overhead Pabrik
harus dikelompokan ke dalam tarif tetap dan variable. Tarip Biaya Overhead Pabrik dihitung dari budget Biaya
Overhead Pabrik dibagi dengan dasar
pembebanan pada tingkat kapasitas yang dipakai untuk pengendalian Biaya Overhead Pabrik tarif dihitung baik
tarif total maupun tarif tetap dan tarip variabel. Untuk mengendalikan setiap
elemen biaya maka tarif Biaya Overhead Pabrik
dalam diperinci untuk setiap elemen biaya.
Seberapa jauh perusahaan
ingin mengendalikan Biaya Overhead Pabrik
(BOP), masalah ini sehubungan dengan struktur organisasi didalam pabrik yang
dipengaruhi pula oleh tahapan di dalam pengolahan produk. Umumnya pabrik yang
kecil dimana produk diolah melalui satu tahap atau tahap tunggal tidak
menggolongkan lebih jauh (memecahkan) organisasi pabrik dalam unit-unit yang
lebih kecil sehingga pengendalian Biaya Overhead
Pabrik dikaitkan dengan pabrik sebagai suatu unit yang utuh. Sedangkan pada
pabrik yang besar dan pada umumnya produk diolah melalui beberapa tahapan,
pengendalian biaya dihubungkan dengan unit-unit di dalam pabrik yang lebih
kecil dan biasa disebut dengan departemen atau pusat biaya. Dan tahapan
pengolahan produk pada pabrik yang masih relatif kecil hanya diolah melalui
satu tahap pengolahan cenderung digunakan satu tarip atau tarif tunggal untuk
seluruh pabrik. Lalu Pabrik yang mengolah produk melalui beberapa tahap yaitu
perusahaan yang relatif besar cenderung menentukan departementsasi tarif Biaya Overhead
Pabrik.
Perkembangan produksi
yang pesat dengan sendirinya mempunyai peranan yang cukup besar sebagai
penunjang terhadap kegiatan perusahaan, bahkan dapat dikatakan bahwa sistem
produksi yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan serta
kemajuan perusahaan. Tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk menciptakan
produk atau jasa untuk dijual kepada konsumen, dengan sasaran laba yang
semaksimal mungkin guna kelangsungan hidup suatu perusahaan dan akan dapat
meningkatkan operasinya. Hal ini akan terlaksana apabila ditunjang oleh adanya
manajemen operasi yang efisien dan efektif. Salah satu wujud upaya agar perusahaan
bisa efisien dan efektif adalah dengan menerapkan pengendalian biaya yang
handal. Biaya
Overhead Pabrik yang sifatnya sebagai
biaya tidak langsung, apabila perusahaan menghasilkan lebih dari satu jenis produk.
Sehingga dapat dikatakan maka salah satu jenis biaya yang diperlukan oleh perusahaan
dalam melakukan proses produksi adalah Biaya Overhead Pabrik. Alasannya yaitu karena setiap perusahaan manufaktur
dalam menjalankan kegiatan produksinya memiliki Biaya Overhead Pabrik.
Pengelolaan Biaya Overhead Pabrik di dalam mengolah bahan
baku menjadi produk jadi diperlukan suatu pengendalian Biaya Overhead Pabrik yang efisien. Penggunaan
Biaya Overhead Pabrik sebagai alat pengendalian, bertujuan untuk membantu
perusahaan dalam meningkatkan efisiensi produksi. Dengan
pentingnya Biaya Overhead Pabrik maka
perlunya perusahaan mengalokasikan Biaya Overhead
Pabrik dalam proses produksi. Dalam hal ini penulis memilih salah satu
perusahaan yang aktivitasnya bergerak dibidang pangan yaitu pada usaha Pabrik
Tahu Bangsawan. Penjelasan diatas menarik penulis untuk memberi judul. ANALISIS SELISIH DAN PERHITUNGAN TARIF TUNGGAL BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA USAHA PABRIK TAHU
BANGSAWAN.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas
yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan penulisan ilmiah ini adalah :
1. Bagaimana cara perhitungan untuk mengetahui besarnya
tarif Biaya Overhead Pabrik per /jam
pada usaha Pabrik Tahu Bangsawan?
2. Menganalisis selisih Biaya Overhead Pabrik pada akhir periode dengan menggunakan metode 2
macam selisih yaitu selisih anggaran dan selisih kapasitas?
1.3 Batasan Masalah
Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada
penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan tersebut dengan mencari
tarif /jam Biaya Overhead Pabrik,
lalu menganalisisnya dengan selisih anggaran dan selisis kapasitas pada usaha
Pabrik Tahu Bangsawan yang beralamat di Jalan.Raya Muchtar Gg.Kopral Daman
RT.02/RW03 no.4 Sawangan Baru Depok, pada periode 2011 & 2012.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dikemukakan dalam penulisan ini adalah
1. Mengetahui besarnya tarif per /jam Biaya Overhead Pabrik dengan menggunakan metode satu tarif atau tarif tunggal ?
2. Mengetahui analisis selisih Biaya Overhead Pabrik pada akhir periode dengan menggunakan 2 macam
selisih yaitu selisih anggaran dan selisih
kapasitas?
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Secara Teoritis
Yaitu sebagai referensi bagi yang berminat untuk memperdalam
masalah perhitungan Biaya Overhead Pabrik
dengan menggunakan metode satu tarif atau tarif tunggal.
1.5.2 Manfaat Secara Praktisi
Yaitu sebagai
sumbangan pikiran pada perusahaan mengenai pelaksanaan pengendalian Biaya Overhead Pabrik. Selain
itu penulis dapat mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah
dipelajari selama perkuliahan dan bagaimana penulis dapat mengatasi suatu masalah dengan data sebenarnya yang
diambil dari objek penelitian tersebut.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Objek Penelitian
Objek
penelitian dalam penulisan ilmiah ini adalah Pabrik Tahu Bangsawan yaitu
merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang makanan atau mengolah
bahan pangan. Pabrik ini mulai berdiri dan beroperasi pada tahun 2011, yang didirikan oleh saudara
Rizki Agung Sumantri yang beralamat di Jalan raya Muchtar, Gg. Kopral Daman
RT.02/RW03 no.4 kelurahan Sawangan Baru Depok.
1.6.2 Data / variabel
Data / variabel yang akan digunakan dalam
penulisan ini adalah data primer dimana data yang digunakan diambil dari Pabrik
Tahu Bangsawan mengenai data Biaya Overhead
Pabrik dan menganalisis dengan pendekatan studi kasus dalam studi kasus ini
data yang diperoleh akan diolah, dianalisis dengan dasar-dasar teori yang telah
dipelajari sehingga diperoleh kesimpulan. Metode pengumpulan data yang
digunakan penulis yaitu denga cara sebagai berikut :
1.Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Dengan
mencari dan membaca literatur-literatur yang relevan dengan tema penulisan dan
dalam penelitian ini penulis juga menggumpulkan data yang bersifat teoritis
serta informasi dari bermacam-macam sumber yang akan digunakan sebagai
referensi dan juga catatan-catatan mata kuliah yang berhubungan langsung dengan
topik penelitiaan ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
a. Metode Observasi (tinjauan)
Penulis
melakukan observasi langsung untuk mendapatkan data-data yang berhubungan
dengan penjualan tahu pada Pabrik Tahu Bangsawan pengamatan pada objek
penelitian dan penulis dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan
perusahaan dalam mencapai tujuan maupun sasaran suatu perusahaan.
b. Metode
Interview (wawancara)
Dalam
hal ini, penulis melakukan wawancara yang berhubungan dengan penulisan ini
dengan pihak-pihak yang terkait pada Pabrik Tahu Bangsawan dengan cara
mengadakan tanya jawab secara langsung guna memperoleh data-data dan informasi
yang dibutuhkan dengan topik yang akan dibahas pada penulsan ilmiah ini.
1.6.3
Alat Analisis
Dalam penulisan ilmiah ini alat analisis
yang digunakan untuk menghitung tarif Biaya Overhead
Pabrik yaitu menggunakan metode satu tarif atau tarif tunggal dan menganalisis
selisih Biaya Overhead Pabrik, dengan
menggunakan 2 macam metode yaitu terdiri dari selisih anggaran dan selisih
kapasitas :
1. Selisih Anggaran
SA = BOPSS –
[ (KN x TT) + (KS x TV) ]
Keterangan : SA = Selisih
anggaran
BOPSS = Biaya Overhead Pabik
sesugguhnya
TV = Tarif biaya overhead pabrik
variabel
KN = Kapastas normal
KS = Kapasitas sesungguhnya
TT = Tarif biaya overhead pabrik tetap
2. Selisih Kapasitas
SK = [ (KN x TT) + (KS x TV)
] – (KS x T)
Keterangan : SK = Selisih kapasitas
KN = Kapasitas normal
KS =
Kapasitas sesungguhnya
T =
Tarif biaya overhead
pabrik total
TT = Tarif biaya overhead pabrik
tetap
TV =
Tarif biaya overhead
pabrik variabel
1.7 Sistematika
penulisan
Untuk
memudahkan penyusunan dalam penulisan ilmiah ini penulis menguraikan kedalam
beberapa bab dan sub bagian sebagai berikut :
Bab
I Pendahuluan
Yaitu
yang berisikan mulai dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II Landasan teori
Yaitu
teori-teori yang berisikan pengertian secara luas menurut ahli-ahli tentang
akuntansi biaya, Biaya Overhead Pabrik,
metode penghitungan satu tarif atau tarif tunggal, selisih anggaran dan selisih
kapasitas, penggolongan Biaya Overhead Pabrik,
jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik.
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini dijelaskan objek penelitian sejarah singkat
perusahaan, struktur organisasi dan metode penelitian yang digunakan.
Bab IV Pembahasan
Yaitu
terdiri dari pengumpulan data pada perusahaan,
metode perhitungan satu tarif atau tarif tunggal, selisih anggaran dan
selisih kapasitas pada Biaya Overhead Pabrik.
Bab IV
Kesimpulan Dan Saran
Yaitu
merupakan bab terakhir yang berisikan tetang kesimpulan dari bab-bab sebelumnya dan mungkin
beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka
Teori
2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Dan Metode Tarif Tunggal
Akuntansi sering disebut bahasa dunia usaha (business language) karena akuntansi
merupakan alat komunikasi perusahaan dalam menginformasikan peristiwa ekonomi
kepada yang memerlukan. Akuntansi secara garis besar dibagi menjadi dua tipe
yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan
menghasilkan informasi terutama untuk memenuhi kebutuhan pihak luar, sedangkan
akuntansi manajemen yaitu merupakan sistem yang digunakan perusahaan untuk mendeskripsikan keadaan keuangan
internal perusahaan terutama untuk memenuhi kebutuhan manajer sebagai informasi
(Mulyadi, 2005:7). Sedangkan akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi
tersendiri yang terpisah dari dua tipe akuntansi di atas namun merupakan bagian
dari keduanya.
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk
dan jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya (Mulyadi, 2005:23).
Objek akuntansi biaya yaitu biaya, secara umum suatu perusahaan dalam mengatur
keuangannya membutuhkan suatu sistem yang bisa menggambarkan kondisi keuangan dan
pemakaian biaya yang sebenarnya. Selain
itu akuntansi biaya dapat menyajiakan informasi biaya yang akan digunakan untuk
berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari
informasi biaya yang akan disajikan. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya,
maka akan semakin baik produk yang ditawarkan kepada pelanggan baik dari sisi
harga maupun kualitas. (Menurut Armanto, 2006:4) manfaat lainnya antara lain
sebagai pemasok informasi dasar untuk menentukan harga jual produk dan jasa,
yang kedua sebagai bagian alat pengendalian manajemen, terutama yang berkaitan
dengan pengukuran kinerja pertanggung jawaban manajer pusat, yang ketiga
sebagai pemasok informasi pada pihak eksternal berkenaan dengan seluruh aspek
biaya operasi.
Konsep dan terminologi akuntansi biaya diperlukan
untuk dasar pembahasan akuntansi biaya dengan tujuan supaya dapat dipakai
pedoman didalam penyusunan laporan biaya. Berikut ini akan dibahas beberapa
konsep :
1.
Harga perolehan atau harga pokok (Cost)
Harga perolehan atau harga pokok adalah
jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang – dalam bentuk :
-
Kas yang dibayarkan
-
Nilai aktiva lainya yang diserahkan
dikorbankan
-
Nilai jasa yang diserahkan
diserahkan/dikorbankan
-
Hutang yang timbul
-
Tambahan modal
2.
Biaya (Expenses)
Biaya
adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh
pernghasilan (revenue) dan akan
dipakai sebagai pengurang penghasilan. Biaya digolongkan kedalam harga pokok
penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan biaya
pajak perseroan.
3.
Penghasilan (revenue)
Pangahsilan
adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk :
-
Kas yang diterima
-
Piutang yang timbul
-
Nilai aktiva lainnya yang diterima
-
Nilai jasa yang diterima pengurangan
modal
4.
Laba Rugi (profit and loss)
Laba rugi adalah hasil dari proses pertemuan
secara wajar antara semua penghasilan dengan semua biaya dalam periode
akuntansi yang sama. Apabila semua penghailan lebih besar dibanding biaya maka
selisihnnya adalah laba bersih. Akan tetapi apabila semua penghasilan lebih
kecil dibandingkan dengan semua biaya, selisihnya adalah rugi bersih. Sedangkan
rugi adalah bekurangan aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan karena
pengambilan modal oleh pemilik dimana tidak ada manfaaat yang diperoleh dari
berkurangnya aktiva tersebut.
Di dalam penentuan tarif Biaya Overhead Pabrik pada suatu perusahaan dapat menggunakan perhitungan
tarif tunggal atau satu tarif untuk seluruh pabrik atau disebut dengan istilah single rate, general rate, blanket rate atau
plant wide rate. Pada perusahaan atau pabrik yang menggunakan tarif tunggal
untuk seluruh pabrik semuanya harus dapat membebankan Biaya Overhead Pabrik kepada produk atau
pesanan dengan adil dan teliti. Faktor-faktor
yang mempengaruhi penggunaan tarif tunggal atau satu tarif di dalam pabrik
yaitu :
1)
Tahap pengolahan produk.
Apabila pabrik masih relatif kecil dan
hanya diolah melalui satu tahap pengolahan cenderung digunakan tarif tunggal
atau satu tarif untuk seluruh pabrik, pabrik yang mengolah produk melalui
beberapa tahap dan perusahaan relative besar cenderung menentukan
departemenisasi tarif Biaya Overhead Pabrik.
2)
Seberapa jauh manajemen ingin
mengendalikan Biaya Overhead Pabrik
Masalah ini berhubungan dengan struktur
organisasi di dalam pabrik yang dipengaruhi pula oleh tahapan didalam
pengolahan produk. Umumnya pabrik yng kecil dimana produk diolah melalui satu
tahap tidak menggolongkan lebih jauh (memecah) organisasi pabrik dalam unit-unit
yang lebih kecil sehingga pengendalian Biaya Overhead Pabrik dikaitkan dengan pabrik sebagai suatu unit yang utuh.
Sedangkan pada pabrik yang besar dan umumnya produk di olah melalui beberapa
tahapan, pengendalian biaya dihubungakan dengan unit-unit di dalam pabrik yang
lebih kecil dan biasa disebut dengan departemen atau pusat biaya.
2.1.2
Siklus
Akuntansi Biaya
Siklus akuntansi biaya sangat
dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tersebut. Siklus kegiatan
perusahaan yang memproses bahan baku menjadi produk jadi disebut perusahaan
manufaktur yang dalam hal ini dibutuhkan suatu pencatatan mengenai akuntansi biaya.
Siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang
dimasukan dalam proses produksi dlanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik yang digunakan untuk produk, sserta berakhir dengan
disajikan harga pokok produk jadi yang diserahkan langsung oleh bagian produksi
ke bagian gudang.
2.1.3
Pengertian
Biaya
Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan ekonomi
yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu. Pengertian biaya yang
dikemukakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut :
“Biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan
akan terjadi untuk tujuan tertentu”. (Mulyadi, 2004:8)
“Biaya adalah sumber ekonomi yang digunakan sebagai pengorbanan
yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa”. (Henry Simamora, 2004:39)
“Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan
atau digunakan dalam rangka memperolah penghasilan dan akan dipakai sebagai
pengurang penghasilan”. (RA. Supriyono, 2003:16)
“Biaya adalah aliran kekayaan yang dikeluarkan
atau kekayaan yang melekat pada produk atau jasa yang diserahkan pada
perusahaan kepada konsumen dalam rangka memperoleh transaksi penjualan”. (Ali
Machmud, 2002:24)
Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan
ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi dan mungkin akan
terjadi yang dilakukan untuk mendapatkan barang dan jasa atau total pengorbanan sumber
daya yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi yang dinilai berdasarkan
satuan uang untuk mencapai tujuan tertentu.
2.1.4 Pengertian
Biaya Produksi Dan Penggolongannya
2.1.4.1 Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua biaya
yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku
menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik. Masing–masing pengertiannya adalah sebagai berikut :
1)
Biaya bahan baku
Adalah harga perolehan dari bahan baku
yang dipakai di dalam pengolahan produk. Dan bahan baku itu sendiri adalah
bahan yang akan di olah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya dapat di
identifikasikan atau di ikuti jejaknya atau merupakan bagian integral pada
produk tertentu. Sebagai conoh biaya bahan baku pada perusahaan manufactur
seperti Pabrik Tahu Bangsawan, memerlukan bahan baku untuk membuat produk
pangannya yaitu berupa kacang kedelai.
2)
Biaya tenaga kerja
Adalah semua balas jasa (teken
prestasi) yang diberikan oleh perusahaan kepada semus karyawan. Sesuai dengan
fungsi dimana karyawan bekerja, biaya tenaga kerja dapat digolongkan ke dalam
biaya tenaga kerja pabrik/produksi, biaya tenaga kerja pemasaran, biaya tenaga
kerja administrasi dan umum. Biaya tenaga kerja di pabrik digolongkan kedalam
biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
-
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor)
Adalah
balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat
diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan
oleh perusahaan tersebut.
-
Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor)
Adalah balas jasa yang diberikan kepada
karyawan pabrik, akan tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan atau
diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
3)
Biaya Overhead Pabrik (factory
overhead cost)
“Biaya Overhead Pabrik adalah termasuk seluruh biaya yang tidak termasuk
dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya Overhead Pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak
langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan
penerangan, pajak property, depresiasi, dan asuransi fasilitas-fasilitas
produksi”. (Hinduan, 2006:52)
“Biaya Overhed Pabrik adalah biaya tidak langsung untuk bahan baku, tenaga
kerja, dan fasilitas yang digunakan untuk mendukung proses produksi”. (Blocher,
Edward J., Kung H., Gary Cokins, dan Thomas W. Lin, 2008:120)
“Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya produk selain biaya bahan
langsung dan biaya tenaga kerja”. (Armanto, 2006:11)
“Biaya Overhead Pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan menjadi produk selesai”.
(Bastian, 2006:10)
Karakteristik Biaya Overhead Pabrik yaitu jumlahnya tidak
proposional dengan volume produksi, sulit untuk ditelusuri dan diidentifikasi
langsung ke produk atau pesanan dan jumlahnya tidak material. Adapun alokasi
Biaya Overhead Pabrik ke dalam produk
dapat dilakukan dengan menggunakan Biaya Overhead
Pabrik sesungguhnya dan Biaya Overhead
Pabrik yang dibebankan. Biaya Overhead
Pabrik sesungguhnya adalah Biaya Overhead
Pabrik yang benar-benar terjadi, sedangkan Biaya Overhead Pabrik dibebankan Biaya Overhead Pabrik dengan menggunakan tarif yang ditentukan dimuka.
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya
sulit diterapkan disebabkan adanya kendala-kendala seperti jumlahnya baru dapat
diketahui pada akhir tahun, adanya fluktuasi Biaya Overhead Pabrik karena jenis biaya tertentu yang hanya terjadi pada
suatu periode.
2.1.4.2 Penggolongan Biaya Overhead Pabrik
Menurut Sifatnya
Berikut ini adalah elemen-elemen
biaya pada Biaya Overhead Pabrik menurut
sifatnya:
a.
Biaya bahan penolong
Adalah
bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi
bagian produk jadi tetapi nilainya relatifkecil bila dibandingkan dengan harga\
pokok produksi tersebut. Dalam pabrik tahu misalnya kantong pelastik, saringan
air, kunyit dan lain-lain.
b.
Biaya reparasi dan pemeliharaan
Berupa
biaya suku cadang (spareparts), biaya
bahan habis pakai (factory supplies) dan
harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan
pemeliharaan emplesemen pabrik, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipmen,
kendaraan, perkakas dan aktiva lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
c.
Biaya tenaga kerja tidak langsung
Adalah
tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung
kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri
dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga
kerja langsung tesebut. Tenaga kerja tidak langsung terdiri dari :
(1)
Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu,
seperti departemen-departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel, dan
departemen gudang.
(2)
Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi,
seperti kepala departemen produksi, karyawan administrasi pabrik, mandor.
d.
Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap
aktiva tetap
Biaya-biaya
yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya depresiasi
bangunan pabrik, mesin dan equipmen, perkakas laboratorium, alat kerja dan
aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
e.
Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Biaya-biaya
yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan
equipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya
amortisasi kerugian trial-run.
f.
Biaya Overhead Pabrik
lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai
Biaya
Overhead Pabrik yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain adalah biaya
reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN ddan
sebagainya.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian
dalam penulisan ilmiah ini adalah Pabrik Tahu Bangsawan yang beralamat di Jalan
Raya Muchtar, Gg. Kopral Daman Rt/Rw 02/03 No.4 Kelurahan Sawangan Baru Kota
Depok.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Pabrik Tahu Bangsawan merupakan
perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang makanan atau mengolah bahan
pangan. Pabrik ini mulai berdiri dan beroperasi pada tahun 2011, yang didirikan
oleh Saudara Rizki Agung Sumantri yang beralamat di Jalan raya Muchtar,
Gg.Kopral Daman Rt/Rw 02/03 no.4 Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok. Di
awal-awal berdirinya pabrik ini Saudara Rizki hanya menggunakan satu mesin dan
beberapa alat pembuatan tahu yang masih sederhana. Mengingat usianya yang masih
muda Pabrik Tahu Bangsawan ini hanya mempunyai 3 orang karyawan yang masih
kerabat dekat maupun keluarga yang membantu dalam proses pengolahan didalam
pabrik, hal ini dikarenakan modal yang masih terbatas..
Pabrik ini sedikit demi
sedikit mengalami suatu perkembangan hal ini merupakan wujud dari ketekunan
perusahaan dalam mengaktualisasikan visi dan misi perusahaan yaitu melalui
pelaksanaan konsep bisnis yang sehat dan jujur. Yang tak kalah pentingnya
adalah komitmen perusahaan untuk mengolah dan menghasilkan produk pangan yang
berkualitas sehat dan alami dalam semua bahan baku yang digunakan, lebih
mementingkan kesehatan dan kepuasan kepada pelanggan atau konsumen serta
menetapkan harga yang terjangkau dan kompetitif. Dengan begitu diharapkan para
pelanggan atau konsumen lebih puas dan percaya kepada produk buatan kami.
3.1.2 Visi Dan Misi Perusahaan
Adapun visi dari usaha pembuatan Tahu Bangsawan Saudara
Rizki saat ini adalah “Senantiasa berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam
produksinya”. Dan untuk visi ini perusahaan memiliki semboyan bahwa proses
pembuatannya harus dijamin higienis dan harus dengan menggunakan bahan-bahan
alami. Dengan adanya visi ini sekaligus menyadarkan kepada seluruh warga
Indonesia, yaitu kita memiliki salah satu makanan yang sangat luar biasa
makanan yang mengandung banyak gizi dan protein yang tinggi.
Sedangkan misi perusahaan adalah memperluas jangkauan
pemasaran di kota-kota besar seperti Kota Depok dan Jakarta pada umumnya, dan
khususnya pada daerah Sawangan Baru ini dan juga untuk mempermudah para
konsumen mendapatkan makanan pangan yang bergizi dan berprotein tinggi.
3.1.3 Struktur Organiisasi
Untuk mencapai
tujuan perusahaan maka diperlukan kejelasan atau kepastian wewenang, tugas dan
pertanggung jawaban dari setiap anggota perusahaan. Dan untuk itulah maka
dibutuhkan sebuah struktur organisasi yang baik, dibawah ini disajikan bagan
struktur organisasi pada Pabrik Tahu Bangsawan .
Gambar
3.1
Bagan
Struktur Organisasi Pabrik Tahu Bangsawan
|
|
|||||
|
|||||
Keterangan :
1. Pimpinan
Pabrik
Tugas dan tanggung jawab pimpinan
perusahaan antara lain :
a. Bertanggung
jawab atas pengolahan dan perencanaan perusahaan
b. Mengawasi
kinerja karyawan secara keseluruhan
c. Memberikan
wewenang kepada bawahan
d. Membuat
keputusan
2. Pekerja
Pabrik
Tugas dari pekerja
pabrik yaitu bertugas menjalankan kegiatan-kegiatan dalam pabrik baik sebagai
pembuatan produk maupun bertugas sebagai perawat mesin dan kebersihan pabrik.
3. Bagian
Pemasaran
Tugas dari bagian
pemasaran yaitu mendistribusikan produk ke daerah-daerah pemasaran serta
melakukan promosi.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Data
/ variabel yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah data primer dimana
data yang digunakan adalah data mengenai Biaya Overhead Pabrik yang diambil
dari Pabrik Tahu Bangsawan, dimana data tersebut akan diolah dan dianalisis
berdasarkan teori yang telah dipelajari
sehingga dapat diperoleh kesimpulan.
Metode
pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu dengan cara sebagai berikut :
1.Penelitian
Kepustakaan (Library Research)
Dengan
mencari dan membaca literatur-literatur yang relevan dengan tema penulisan dan
dalam penelitian ini penulis juga menggumpulkan data yang bersifat teoritis
serta informasi dari bermacam-macam sumber yang akan digunakan sebagai
referensi dan juga catatan-catatan mata kuliah yang berhubungan langsung dengan
topik penelitiaan ini.
2. Penelitian Lapangan
a. Metode
Observasi (tinjauan)
Penulis
melakukan observasi langsung untuk mendapatkan data-data yang berhubungan
dengan penjualan tahu pada Pabrik Tahu Bangsawan pengamatan pada objek
penelitian dan penulis dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan
perusahaan.
b. Metode
Interview (wawancara)
Dalam
hal ini, penulis melakukan wawancara yang berhubungan dengan penulisan ini
dengan pihak-pihak yang terkait pada Pabrik Tahu Bangsawan dengan cara
mengadakan tanya jawab secara langsung guna memperoleh data-data dan informasi
yang dibutuhkan dengan topik yang akan dibahas pada penulsan ilmiah ini.
3.3 Alat
Analisis
Alat analisis yang digunakan untuk
menghitung tarif Biaya Overhead Pabrik
yaitu menggunakan metode satu tarif atau tarif tunggal dan menganalisis selisih
Biaya Overhead Pabrik, dengan
menggunakan 2 macam metode yaitu terdiri dari selisih anggaran dan selisih
kapasitas :
1.
Selisih Anggaran
SA = BOPss –
[ (KN x TT) + (KS x TV) ]
Keterangan : SA =
Selisih anggaran
BOPss = Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya
TV = Tarif biaya overhead pabrik
variabel
KN = Kapasitas normal
KS = Kapasitas sesungguhnya
TT = Tarif biaya overhead pabrik tetap
2.
Selisih Kapasitas
SK = [ (KN x TT)
+ (KS x TV) ] – (KSS x T)
Keterangan : SK = Selisih kapasitas
KN = Kapasitas normal
KS =
Kapasitas sesungguhnya
T =
Tarif biaya overhead
pabrik total
TT =
Tarif biaya overhead
pabrik tetap
TV =
Tarif biaya overhead
pabrik variabel