Kalo di twitter tawuran menjadi TTWW atau trending topic world wide,
kalo di berita telivisi tawuran menjadi sarapan disetiap paginya.
Tawuran memang sedang naik daun saat ini, entah ini trend atau sudah
menjadi kultur bagi masyarakat Indonesia khususnya pelajar. Ironis
sekali memang pelajar yang katanya adalah penerus bangsa tetapi malah
bersikap arogan dalam menghadapi masalah. Mereka kebanyakan tidak
berpikir jauh ke depan hanya mengandalkan emosi sesaat.
Ada banyak alasan dari terjadinya tawuran itu,dari mulai hal sepele
yang dibesar-besarkan sampai motif dendam yang memang sudah turun
temurun.
Berikut saya mengambil contoh kasus tawuran yang terjadi didekat
wilayah rumah saya sendiri yang mengakibatkan satu nyawa melayang
sia-sia.
Didaerah tempat saya tinggal memang banyak terdapat sekolah swasta
sekitar ada 4 sampai 5 sekolah dalam sepanjang jalan dengan jarak yang
tidk terlalu jauh, mungkin inilah salah satunya sering terjadi tawuran.
Berikut adalah kronologis kejadiannya yang saya kutip dari salah satu berita di media masa :
“DEPOK – Nasib tragis dialami Dedi Triyuda (17),
siswa kelas 2 SMK Baskara Pancoran Mas, Depok, yang tewas dalam tawuran
pelajar dengan pelajar SMK Panmas Depok.
Dedi tewas setelah dilempar batu berukuran sedang saat sedang
melintas bersama teman-temannya menggunakan truk. Rupanya, tak hanya
kepala Dedi yang bocor, namun paha kiri Dedi juga terkena luka sabetan
golok hingga ia kehabisan darah.
Hal itu dituturkan petugas Klinik Apotek Depok Dua, Suhaebah yang
mengaku melihat kondisi jenazah Dedi pertama kali. Luka Dedi terlihat
memanjang sepanjang 10 centimeter dan luka bocor di kepala belakang
bagian tengah.
“Sampai di sini sudah tewas, dalam lukanya, panjang seperti luka kena
celurit, di kepala luka seruas jari, kemungkinan dipukul besi juga,”
katanya kepada wartawan.
Jenazah Dedi dibawa oleh seorang temannya menggunakan angkot dari
lokasi kejadian di pertigaan Mampang. Karena seorang diri, maka jenazah
Dedi diturunkan dari angkot dengan cara diseret hingga ke klinik.
“Saya lihat ada yang teriak – teriak, satu pelajar pakai baju SMA
umum, lalu ternyata anak itu menyeret jenazah penuh luka, saya kaget
langsung diletakkan begitu saja lalu kabur,” tuturnya.
Dedi merupakan pelajar SMK Baskara jurusan Audio Video yang tinggal di wilayah Depok Jaya Agung, Pancoran Mas, Depok.”
Tragis memang siswa yang tidak tau apapun bisa meninggal karena hal
yang tidak dia ketahui. Entah motif apa yang dilakukan oleh siswa yang
tetiba saja melakukan tindakan yang tidk berhati nurani tersebut.
Sampai saat ini setau saya sekolah tersebut sudah berdamai entah
secara simbolis saja atau memang akan berdamai. Semoga saja kejadian ini
tidak akan terulang kembali.
Lalu bagaimanakah seharusnya peran sekolah ,pemerintah,orang tua dan
kita sebagai mahasiswa untu meminimalisir kejadian tersebut?
Bagi sekolah mungkin sebaiknya bimbingan konseling dan budi pekerti
luhur lebih harus ditingkatkan. Dan bisa juga diadakannya kegiatan
ekstrakurikuler psikologis bagi pribadi siswa-siswinya adanya
pembicaraan dari hati kehati dari guru terhadap muridnya, bukankah guru
itu adalah orang tua kedua setelah oranng tua dirumah?
Bagi pemerintah sebaiknya jangan terlalu membebaskan izini mendirikan
sekolah dalam jarak yang saling berdekatan, bukannya akan menjadikan
kota yang terpelajar sebaliknya menjadi malah menjadi kota yang
memberikan banyaknya peluang untuk tawuran,
Bagi orang tua sebaiknya memberikan perhatian yang lebih terhadap
anak-anaknya dengan pendidikan agama tentunya, karena anak-anak usia
masa sekolah adalah masa dimana mereka bisa berontak dan berani mencari
tahu.
Dan kita sebagai mahasiswa yang jenjang pendidikannya lebih di atas
mereka, kita bisa membantu memberikan bantuan penyuluhan-penyuluhan
positif school to school.
http://jakarta.okezone.com/read/2012/09/12/501/688973/tawuran-siswa-smk-baskara-depok-tewas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar