Warnet menjamur lagi? what? Ya, itulah kenyataannya yang terjadi.
Ditengah tumbangnya satu persatu warnet lantaran kehabisan pengunjung
dan persaingan dengan membanjirnya laptop All in One, yang sudah bisa
konek internet via modem, hp, flash, atau HP canggih yang sudah dapat
terkoneksi internet murah dengan layanan kartu GSM/CDMA selular, usaha
warnet masih saja diminati.
Ini dibuktikan dengan akan segera beroperasinya salah satu warnet
menengah (20-40 unit/PC) di kotaku. Tapi, lokasi yang akan ditempati
menurutku kurang strategis, karena hanya berada di depan jalan raya
saja, tanpa ada sumber trafik/pengunjung tetap, seperti sekolah, kampus,
tempat kursus/les, dsb, yang memungkinkan untuk regenerasi pengunjung
(penting sebagai penyeimbang titik jenuh). Hal ini mungkin masih kurang
dipahami oleh orang awam. Artinya, pengunjung "dadakan" akan lebih
mendominasi dan itu berbahaya untuk omzet hariannya yang akan sering
berfluktuasi.
Sebenarnya usaha rental Warnet tidak akan mati,
selama pengelolanya memang paham betul maintenance-maintenance yang akan
terjadi, seperti gangguan Listrik, gangguan Koneksi, Izin tempat usaha,
perkembangan game-game online terbaru, perkembangan speck yang akan
dipakai mengikuti tuntutan game-game terbaru yang menuntut high
performance (Monitor, VGA, HD, dsb), troubleshoot komputer (hang, virus,
pacth game, install software, dsb) dll. Artinya, harus ada
antisipasinya, kalau perlu dibuatkan semacam SOP.
Meski tidak akan mati, tapi membuka warnet di "era" sekarang menurutku =
bunuh diri! Kenapa? Ongkos TDL per 2011 sudah cukup mencekik leher dan
konon katanya diawal tahun 2013 tarif TDL Flat (untuk semua golongan)
akan naik >10%. Belum lagi harus bayar honor OP (operator) nya yang
paling tidak harus menyesuaikan dengan UMP, kecuali mau jaga sendiri 24
jam, ya wes silahkan kalo kuat, hihi. Ini belum termasuk kalo minjam
uang bank (kredit) dan ongkos sewa gedung (kalo bukan punya sendiri).
Masih ada lagi maintenance kalo ada speck komputer yang rusak atau minta
ganti alat, panggil teknisi juga palingan goban (50 ribu). hahaha.
Jadi, nih gue kasih bocoran dikit soal rincian pengeluarannya :
1. Beban listrik, untuk > 2200W itu tarifnya sekitar 895 perak per
KWH untuk golongan rumah. Beda tipis ma golongan usaha 915 perak per
KWH. Jangan lupa hitung juga pemakaian AC nya yang biasa berdaya 690 W -
880 W untuk 1 PK, kecuali pake tenaga matahari, hihihi
2. Beban Koneksi Internet. Ini relatif mau pake apa. Kalo mau murah,
pake merk Spetod. Ambil 2 link (2 MB) kalo unit diatas 15. Nah, biasanya
warnet pake proxi atau "partisi" bandwith/kuota biar jaringannya bisa
dibagi-bagi per unit. Tapi lihat aja ntar banyak pengunjung bakal protes
kalo situs YouTubenya gak kebuka, atau DL nya lemot, atau load halaman
browsernya memble. Ingat, partisi itu tujuannya agar KONEKSI TIDAK
SALING TARIK MENARIK, DAN INI TUJUANNYA AGAR YANG MAIN GAME TIDAK LAG
SAAT ADA YANG MELAKUKAN TARIKAN (DL/NONTON FILM). Tapi kalo nekad,
resiko ditanggung sendiri. Ingat, game online tiap minggu melakukan
pacth berkala. Silahkan nungguin tuih pachnya sampe selesai kalo
jaringannya sudah di partisi, apalagi kalo pake DF, cape deh. hehehe.
Sebenarnya partisi bandwith juga bermanfaat, kalau pengunjung banyak
yang melakukan DL file, apalagi yang menginstall software khusus sejenis
IDM. Tapi itu sebenarnya bisa dilarang atau dipakai peringatan.
3. Honor Operator (OP). Kalo di daerahku, per 6-8 jam sehari dan
bertugas full 6x seminggu itu biasanya Rp.600 ribu sampai Rp. 850 ribu.
Mengikuti jumlah unit dan kecakapan OP nya seberapa paham trouble
shooting komputer.
4. Ongkos sewa gedung. Ya, meski gedung punya sendiri, tapi kalo untung
bersih sebulan sisa dua juta, mending disewain aja gedungnya ketimbang
pake sendiri. Istilah ekonominya, opportunity cost gitu (biaya
kesempatan).
5. Pinjaman Modal Bank. Ini relatif juga, kalo modal sendiri okelah, gak
kena bunga, tapi bukan berarti TIDAK PERLU ADA PENGEMBALIAN MODAL,
betul gak? dimana-mana asset = kewajiban (liability) + modal (equity).
Palingan, bebas bunga bank dan bebas dari kejaran setoran bulanan ke
bank. CMIIW yah soalnya rada-rada lupa juga waktu kuliah dulu, hehe
6. Speck komputer. Ini relatif, kalo komputer di built in game or not.
Kalo komputer di built full game, sekarang rate nya di 4,5 juta (daerah
Jawa). Kalau luar P. Jawa, nambah ongkos kirim, dan sudah lewat tangan
ke 2, ya paling nambah 10-20%.
Nah, masalahnya, tarif sewa dulu dengan sekarang, beda. Didaerahku,
sempat harga sewa internet Rp. 6 ribu per jam (bahkan lebih tergantung
service dari NET nya), dan harga sewa game Rp. 4 ribu per jam. Sekarang?
bahkan ada yang sudah pukul harga sampai sisa 1/2 dari harga diatas.
Untungnya dari mana coba. Betul, harga speck komputer dulu dengan
sekarang udah beda (lebih murah). Tapi, dari aspek lainnya (listrik,
koneksi, harga sewa gedung rate, kredit, gaji operator) tidak ada yang
turun, malahan naik, jadi tetap saja nihil.
Kesimpulan, kalo mau jadikan usaha inti (core), kusarankan jangan.
Sayang investnya. ROI sekarang tidak secepat dulu, yang hanya makan
1-1,5 tahun. Mungkin sekarang butuh 3,5 tahun baru balik. Artinya
kondisi komputer sudah tidak layak lagi, dan harus dilakukan rebuilt
lagi. Mending duitnya diinvest ke usaha lain, seperti bengkel
motor/mobil yang gak da matinya (menurutku), atau diinvest saja ke saham
perusahaan. Kalo mau dijadikan usaha sampingan atau pendamping, it's
okelah. Asal tau cara buka dan kelolanya. Kalo ada kenalan saudara tau
teman yang ngerti, lebih bagus, tapi hati-hati dikadalin. Oh ya, for
info, akhir-akhir ini marak swepping yang dilakukan polisi atau pamong
praja soal kasus penertiban siswa berseragam di tempat-tempat keramaian
pada jam sekolah. Seperti pada gambar dibawah ini. Kalau tidak mau
"damai", pemiliknya bisa kena sanksi sampai penutupan tempat usaha lho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar