Selasa, 04 Februari 2014

proposal



BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
            Perekonomian di Indonesia saat ini memasuki ajang persaingan yang ketat dalam berbagai sektor yang ada. Dan hal ini menodorong dunia usaha untuk meningkatkan efisiensi kerja dan mutu bidang usaha yang dikelolanya. Dengan demikian dibutuhkan perencanaan dan pengendalian yang baik terhadap kegiatan-kegiatan usaha yang ditempuh dalam berbagai aspek yang relevan dengan perencanaan dan pelaksanaannya. Pada awal periode disusunlah budget (anggaran) untuk setiap elemen Biaya Overhead  Pabrik yang digolongkan ke dalam biaya tetap dan variable. Dimana anggaran memiliki satu kesatuan serta cara tertentu dalam melakukan perencanaan guna menunjang  pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. Anggaran Biaya Overhead Pabrik adalah anggaran biaya yang terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tak langsung, biaya listrik pabrik, biaya sewa bangunan pabrik, penyusutan aktiva tetap pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik. Setelah budget Biaya Overhead Pabrik ditentukan langkah selanjutnya adalah memlih dasar pembebanan biaya dan tingkatan kapasitas.
            Pada umumnya dasar yang dipakai untuk menentukan tingkatan kapasitas adalah kapasitas normal sedangkan beberapa dasar pembebanan yang dapat dipakai dapat dipilih salah satu dari beberapa dasar yang telah diuraikan di muka. Tarif Biaya Overhead Pabrik yang di tentukan di muka dapat memberikan manfaat kepada manajemen perusahaan salah satunya yaitu dapat dipakai sebagai alat untuk membebankan Biaya Overhed Pabrik pada produk dengan teliti, adil, dan cepat. Dalam rangka menghitung harga pokok produk dapat dipakai sebagai alat pengendalian Biaya Overhead Pabrik, untuk itu tarif Biaya Overhead Pabrik harus dikelompokan ke dalam tarif tetap dan variable. Tarip Biaya Overhead Pabrik dihitung dari budget Biaya Overhead Pabrik dibagi dengan dasar pembebanan pada tingkat kapasitas yang dipakai untuk pengendalian Biaya Overhead Pabrik tarif dihitung baik tarif total maupun tarif tetap dan tarip variabel. Untuk mengendalikan setiap elemen biaya maka tarif Biaya Overhead Pabrik dalam diperinci untuk setiap elemen biaya.
      Seberapa jauh perusahaan ingin mengendalikan Biaya Overhead Pabrik (BOP), masalah ini sehubungan dengan struktur organisasi didalam pabrik yang dipengaruhi pula oleh tahapan di dalam pengolahan produk. Umumnya pabrik yang kecil dimana produk diolah melalui satu tahap atau tahap tunggal tidak menggolongkan lebih jauh (memecahkan) organisasi pabrik dalam unit-unit yang lebih kecil sehingga pengendalian Biaya Overhead Pabrik dikaitkan dengan pabrik sebagai suatu unit yang utuh. Sedangkan pada pabrik yang besar dan pada umumnya produk diolah melalui beberapa tahapan, pengendalian biaya dihubungkan dengan unit-unit di dalam pabrik yang lebih kecil dan biasa disebut dengan departemen atau pusat biaya. Dan tahapan pengolahan produk pada pabrik yang masih relatif kecil hanya diolah melalui satu tahap pengolahan cenderung digunakan satu tarip atau tarif tunggal untuk seluruh pabrik. Lalu Pabrik yang mengolah produk melalui beberapa tahap yaitu perusahaan yang relatif besar cenderung menentukan departementsasi tarif  Biaya Overhead Pabrik.
      Perkembangan produksi yang pesat dengan sendirinya mempunyai peranan yang cukup besar sebagai penunjang terhadap kegiatan perusahaan, bahkan dapat dikatakan bahwa sistem produksi yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan serta kemajuan perusahaan. Tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk menciptakan produk atau jasa untuk dijual kepada konsumen, dengan sasaran laba yang semaksimal mungkin guna kelangsungan hidup suatu perusahaan dan akan dapat meningkatkan operasinya. Hal ini akan terlaksana apabila ditunjang oleh adanya manajemen operasi yang efisien dan efektif. Salah satu wujud upaya agar perusahaan bisa efisien dan efektif adalah dengan menerapkan pengendalian biaya yang handal. Biaya Overhead Pabrik yang sifatnya sebagai biaya tidak langsung, apabila perusahaan menghasilkan lebih dari satu jenis produk. Sehingga dapat dikatakan maka salah satu jenis biaya yang diperlukan oleh perusahaan dalam melakukan proses produksi adalah Biaya Overhead Pabrik. Alasannya yaitu karena setiap perusahaan manufaktur dalam menjalankan kegiatan produksinya memiliki Biaya Overhead Pabrik.
      Pengelolaan Biaya Overhead Pabrik di dalam mengolah bahan baku menjadi produk jadi diperlukan suatu pengendalian Biaya Overhead Pabrik yang efisien. Penggunaan Biaya Overhead Pabrik sebagai alat pengendalian, bertujuan untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi produksi. Dengan pentingnya Biaya Overhead Pabrik maka perlunya perusahaan mengalokasikan Biaya Overhead Pabrik dalam proses produksi. Dalam hal ini penulis memilih salah satu perusahaan yang aktivitasnya bergerak dibidang pangan yaitu pada usaha Pabrik Tahu Bangsawan. Penjelasan diatas menarik penulis untuk  memberi judul. ANALISIS SELISIH DAN PERHITUNGAN TARIF TUNGGAL BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA USAHA PABRIK TAHU BANGSAWAN.

1.2       Rumusan Masalah
            Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan penulisan ilmiah ini adalah :
1.      Bagaimana cara perhitungan untuk mengetahui besarnya tarif Biaya    Overhead  Pabrik per /jam pada usaha Pabrik Tahu Bangsawan?
2.      Menganalisis selisih Biaya Overhead Pabrik pada akhir periode dengan menggunakan metode 2 macam selisih yaitu selisih anggaran dan selisih kapasitas?

1.3       Batasan Masalah
   Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan tersebut dengan mencari tarif /jam Biaya Overhead Pabrik, lalu menganalisisnya dengan selisih anggaran dan selisis kapasitas pada usaha Pabrik Tahu Bangsawan yang beralamat di Jalan.Raya Muchtar Gg.Kopral Daman RT.02/RW03 no.4 Sawangan Baru Depok, pada periode 2011 & 2012.




1.4       Tujuan Penelitian
      Tujuan penelitian yang dikemukakan dalam penulisan ini adalah
1.      Mengetahui besarnya tarif per /jam Biaya Overhead Pabrik dengan menggunakan  metode satu tarif atau tarif tunggal ?
2.      Mengetahui analisis selisih Biaya Overhead Pabrik pada akhir periode dengan menggunakan 2 macam selisih yaitu selisih anggaran dan selisih  kapasitas?

1.5       Manfaat Penelitian
1.5.1    Manfaat Secara Teoritis
            Yaitu sebagai  referensi bagi yang berminat untuk memperdalam masalah perhitungan Biaya Overhead Pabrik dengan menggunakan metode satu tarif atau tarif tunggal.

1.5.2    Manfaat Secara Praktisi
            Yaitu sebagai sumbangan pikiran pada perusahaan mengenai pelaksanaan pengendalian Biaya Overhead Pabrik. Selain itu penulis dapat mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan dan bagaimana penulis dapat mengatasi suatu masalah dengan data sebenarnya yang diambil dari objek penelitian tersebut.

1.6       Metode Penelitian
1.6.1    Objek Penelitian
   Objek penelitian dalam penulisan ilmiah ini adalah Pabrik Tahu Bangsawan yaitu merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang makanan atau mengolah bahan pangan. Pabrik ini mulai berdiri dan beroperasi  pada tahun 2011, yang didirikan oleh saudara Rizki Agung Sumantri yang beralamat di Jalan raya Muchtar, Gg. Kopral Daman RT.02/RW03 no.4 kelurahan Sawangan Baru Depok.


1.6.2    Data / variabel
            Data / variabel yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah data primer dimana data yang digunakan diambil dari Pabrik Tahu Bangsawan mengenai data Biaya Overhead Pabrik dan menganalisis dengan pendekatan studi kasus dalam studi kasus ini data yang diperoleh akan diolah, dianalisis dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari sehingga diperoleh kesimpulan. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu denga cara sebagai berikut :
1.Penelitian Kepustakaan (Library Research)
         Dengan mencari dan membaca literatur-literatur yang relevan dengan tema penulisan dan dalam penelitian ini penulis juga menggumpulkan data yang bersifat teoritis serta informasi dari bermacam-macam sumber yang akan digunakan sebagai referensi dan juga catatan-catatan mata kuliah yang berhubungan langsung dengan topik penelitiaan ini.
2.   Penelitian Lapangan (Field Research)
                        a.   Metode Observasi (tinjauan)
         Penulis melakukan observasi langsung untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penjualan tahu pada Pabrik Tahu Bangsawan pengamatan pada objek penelitian dan penulis dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuan maupun sasaran suatu perusahaan.                       
b.   Metode Interview (wawancara)
         Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara yang berhubungan dengan penulisan ini dengan pihak-pihak yang terkait pada Pabrik Tahu Bangsawan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung guna memperoleh data-data dan informasi yang dibutuhkan dengan topik yang akan dibahas pada penulsan ilmiah ini.


1.6.3        Alat Analisis
            Dalam penulisan ilmiah ini alat analisis yang digunakan untuk menghitung tarif Biaya Overhead Pabrik yaitu menggunakan metode satu tarif atau tarif tunggal dan menganalisis selisih Biaya Overhead Pabrik, dengan menggunakan 2 macam metode yaitu terdiri dari selisih anggaran dan selisih kapasitas :

1.      Selisih Anggaran

SA = BOPSS – [ (KN x TT) + (KS x TV) ]
        
                   Keterangan :  SA       =  Selisih anggaran
                          BOPSS =  Biaya Overhead Pabik sesugguhnya
                          TV      =  Tarif biaya overhead pabrik variabel
                          KN      =  Kapastas normal
                          KS       =  Kapasitas sesungguhnya
                          TT       =  Tarif biaya overhead pabrik tetap

2.      Selisih Kapasitas

                   SK = [ (KN x TT) + (KS x TV) ] – (KS x T)

                  Keterangan :  SK       = Selisih kapasitas    
                            KN       = Kapasitas normal
                             KS       = Kapasitas sesungguhnya
                             T         = Tarif biaya overhead pabrik total
                             TT       = Tarif biaya overhead pabrik tetap
                             TV      = Tarif biaya overhead pabrik variabel

1.7       Sistematika penulisan          
      Untuk memudahkan penyusunan dalam penulisan ilmiah ini penulis menguraikan kedalam beberapa bab dan sub bagian sebagai berikut :
      Bab I Pendahuluan
         Yaitu yang berisikan mulai dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
      Bab II Landasan teori
         Yaitu teori-teori yang berisikan pengertian secara luas menurut ahli-ahli tentang akuntansi biaya, Biaya Overhead Pabrik, metode penghitungan satu tarif atau tarif tunggal, selisih anggaran dan selisih kapasitas, penggolongan Biaya Overhead Pabrik, jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik.
Bab III Metode Penelitian
         Pada bab ini dijelaskan objek penelitian sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan metode penelitian yang digunakan.
      Bab IV Pembahasan
         Yaitu terdiri dari pengumpulan data pada perusahaan,  metode perhitungan satu tarif atau tarif tunggal, selisih anggaran dan selisih kapasitas pada Biaya Overhead Pabrik.
      Bab IV Kesimpulan Dan Saran
         Yaitu merupakan bab terakhir yang berisikan tetang  kesimpulan dari bab-bab sebelumnya dan mungkin beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Kerangka Teori
2.1.1    Pengertian  Akuntansi Biaya Dan Metode Tarif Tunggal
Akuntansi sering disebut bahasa dunia usaha (business language) karena akuntansi merupakan alat komunikasi perusahaan dalam menginformasikan peristiwa ekonomi kepada yang memerlukan. Akuntansi secara garis besar dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan menghasilkan informasi terutama untuk memenuhi kebutuhan pihak luar, sedangkan akuntansi manajemen yaitu merupakan sistem yang digunakan perusahaan  untuk mendeskripsikan keadaan keuangan internal perusahaan terutama untuk memenuhi kebutuhan manajer sebagai informasi (Mulyadi, 2005:7). Sedangkan akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri yang terpisah dari dua tipe akuntansi di atas namun merupakan bagian dari keduanya.
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya (Mulyadi, 2005:23). Objek akuntansi biaya yaitu biaya, secara umum suatu perusahaan dalam mengatur keuangannya membutuhkan suatu sistem yang bisa menggambarkan kondisi keuangan dan pemakaian biaya yang sebenarnya.  Selain itu akuntansi biaya dapat menyajiakan informasi biaya yang akan digunakan untuk berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya, maka akan semakin baik produk yang ditawarkan kepada pelanggan baik dari sisi harga maupun kualitas. (Menurut Armanto, 2006:4) manfaat lainnya antara lain sebagai pemasok informasi dasar untuk menentukan harga jual produk dan jasa, yang kedua sebagai bagian alat pengendalian manajemen, terutama yang berkaitan dengan pengukuran kinerja pertanggung jawaban manajer pusat, yang ketiga sebagai pemasok informasi pada pihak eksternal berkenaan dengan seluruh aspek biaya operasi.     
Konsep dan terminologi akuntansi biaya diperlukan untuk dasar pembahasan akuntansi biaya dengan tujuan supaya dapat dipakai pedoman didalam penyusunan laporan biaya. Berikut ini akan dibahas beberapa konsep :
1.      Harga perolehan atau harga pokok (Cost)
         Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang – dalam bentuk :
-          Kas yang dibayarkan
-          Nilai aktiva lainya yang diserahkan dikorbankan
-          Nilai jasa yang diserahkan diserahkan/dikorbankan
-          Hutang yang timbul
-          Tambahan modal
2.      Biaya (Expenses)
         Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh pernghasilan (revenue) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Biaya digolongkan kedalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan biaya pajak perseroan.
3.      Penghasilan (revenue)
         Pangahsilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk :
-          Kas yang diterima
-          Piutang yang timbul
-          Nilai aktiva lainnya yang diterima
-          Nilai jasa yang diterima pengurangan modal
4.   Laba Rugi (profit and loss)
         Laba rugi adalah hasil dari proses pertemuan secara wajar antara semua penghasilan dengan semua biaya dalam periode akuntansi yang sama. Apabila semua penghailan lebih besar dibanding biaya maka selisihnnya adalah laba bersih. Akan tetapi apabila semua penghasilan lebih kecil dibandingkan dengan semua biaya, selisihnya adalah rugi bersih. Sedangkan rugi adalah bekurangan aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan karena pengambilan modal oleh pemilik dimana tidak ada manfaaat yang diperoleh dari berkurangnya aktiva tersebut.

Di dalam penentuan tarif Biaya Overhead Pabrik pada suatu perusahaan dapat menggunakan perhitungan tarif tunggal atau satu tarif untuk seluruh pabrik atau disebut dengan istilah single rate, general rate, blanket rate atau plant wide rate. Pada perusahaan atau pabrik yang menggunakan tarif tunggal untuk seluruh pabrik semuanya harus dapat membebankan Biaya Overhead Pabrik kepada produk atau pesanan dengan adil dan teliti.  Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan tarif tunggal atau satu tarif di dalam pabrik yaitu :
1)      Tahap pengolahan produk.
         Apabila pabrik masih relatif kecil dan hanya diolah melalui satu tahap pengolahan cenderung digunakan tarif tunggal atau satu tarif untuk seluruh pabrik, pabrik yang mengolah produk melalui beberapa tahap dan perusahaan relative besar cenderung menentukan departemenisasi tarif Biaya Overhead Pabrik.

2)      Seberapa jauh manajemen ingin mengendalikan Biaya Overhead Pabrik
         Masalah ini berhubungan dengan struktur organisasi di dalam pabrik yang dipengaruhi pula oleh tahapan didalam pengolahan produk. Umumnya pabrik yng kecil dimana produk diolah melalui satu tahap tidak menggolongkan lebih jauh (memecah) organisasi pabrik dalam unit-unit yang lebih kecil sehingga pengendalian Biaya Overhead Pabrik dikaitkan dengan pabrik sebagai suatu unit yang utuh. Sedangkan pada pabrik yang besar dan umumnya produk di olah melalui beberapa tahapan, pengendalian biaya dihubungakan dengan unit-unit di dalam pabrik yang lebih kecil dan biasa disebut dengan departemen atau pusat biaya.

2.1.2        Siklus Akuntansi Biaya
            Siklus akuntansi biaya sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tersebut. Siklus kegiatan perusahaan yang memproses bahan baku menjadi produk jadi disebut perusahaan manufaktur yang dalam hal ini dibutuhkan suatu pencatatan mengenai akuntansi biaya. Siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukan dalam proses produksi dlanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang digunakan untuk produk, sserta berakhir dengan disajikan harga pokok produk jadi yang diserahkan langsung oleh bagian produksi ke bagian gudang.
 
2.1.3        Pengertian Biaya
Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Pengertian biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut :
            “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”. (Mulyadi, 2004:8)
            “Biaya adalah sumber ekonomi yang digunakan sebagai pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa”. (Henry Simamora, 2004:39)
             “Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperolah penghasilan dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan”. (RA. Supriyono, 2003:16)
             “Biaya adalah aliran kekayaan yang dikeluarkan atau kekayaan yang melekat pada produk atau jasa yang diserahkan pada perusahaan kepada konsumen dalam rangka memperoleh transaksi penjualan”. (Ali Machmud, 2002:24)
            Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi dan mungkin akan terjadi yang dilakukan untuk mendapatkan barang dan jasa atau total pengorbanan sumber daya yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi yang dinilai berdasarkan satuan uang untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.4    Pengertian Biaya Produksi Dan Penggolongannya
2.1.4.1 Biaya Produksi
            Biaya produksi adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Masing–masing pengertiannya adalah sebagai berikut :
1)      Biaya bahan baku
         Adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai di dalam pengolahan produk. Dan bahan baku itu sendiri adalah bahan yang akan di olah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya dapat di identifikasikan atau di ikuti jejaknya atau merupakan bagian integral pada produk tertentu. Sebagai conoh biaya bahan baku pada perusahaan manufactur seperti Pabrik Tahu Bangsawan, memerlukan bahan baku untuk membuat produk pangannya yaitu berupa kacang kedelai.
2)      Biaya tenaga kerja
         Adalah semua balas jasa (teken prestasi) yang diberikan oleh perusahaan kepada semus karyawan. Sesuai dengan fungsi dimana karyawan bekerja, biaya tenaga kerja dapat digolongkan ke dalam biaya tenaga kerja pabrik/produksi, biaya tenaga kerja pemasaran, biaya tenaga kerja administrasi dan umum. Biaya tenaga kerja di pabrik digolongkan kedalam biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
-          Biaya tenaga kerja langsung (direct labor)
         Adalah  balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
-          Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor)
         Adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik, akan tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
3)      Biaya Overhead Pabrik (factory overhead cost)
         “Biaya Overhead Pabrik adalah termasuk seluruh biaya yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya Overhead Pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan penerangan, pajak property, depresiasi, dan asuransi fasilitas-fasilitas produksi”. (Hinduan, 2006:52)
         “Biaya Overhed Pabrik adalah biaya tidak langsung untuk bahan baku, tenaga kerja, dan fasilitas yang digunakan untuk mendukung proses produksi”. (Blocher, Edward J., Kung H., Gary Cokins, dan Thomas W. Lin, 2008:120)
         “Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya produk selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja”. (Armanto, 2006:11)
         “Biaya Overhead Pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan menjadi produk selesai”. (Bastian, 2006:10)

         Karakteristik Biaya Overhead Pabrik yaitu jumlahnya tidak proposional dengan volume produksi, sulit untuk ditelusuri dan diidentifikasi langsung ke produk atau pesanan dan jumlahnya tidak material. Adapun alokasi Biaya Overhead Pabrik ke dalam produk dapat dilakukan dengan menggunakan Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya dan Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan. Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya adalah Biaya Overhead Pabrik yang benar-benar terjadi, sedangkan Biaya Overhead Pabrik dibebankan Biaya Overhead Pabrik dengan menggunakan tarif yang ditentukan dimuka. Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya sulit diterapkan disebabkan adanya kendala-kendala seperti jumlahnya baru dapat diketahui pada akhir tahun, adanya fluktuasi Biaya Overhead Pabrik karena jenis biaya tertentu yang hanya terjadi pada suatu periode.

2.1.4.2 Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya
            Berikut ini adalah elemen-elemen biaya pada Biaya Overhead Pabrik menurut sifatnya:
a.       Biaya bahan penolong
         Adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatifkecil bila dibandingkan dengan harga\ pokok produksi tersebut. Dalam pabrik tahu misalnya kantong pelastik, saringan air, kunyit dan lain-lain.
b.      Biaya reparasi dan pemeliharaan
         Berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplesemen pabrik, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipmen, kendaraan, perkakas dan aktiva lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
c.       Biaya tenaga kerja tidak langsung
         Adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja langsung tesebut. Tenaga kerja tidak langsung terdiri dari :
(1)   Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen-departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel, dan departemen gudang.
(2)   Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala departemen produksi, karyawan administrasi pabrik, mandor.
d.      Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
         Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya depresiasi bangunan pabrik, mesin dan equipmen, perkakas laboratorium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
e.       Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
         Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi  gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan equipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi kerugian trial-run.
f.       Biaya Overhead Pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai
         Biaya Overhead Pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain  adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN ddan sebagainya.


 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1       Objek Penelitian
            Objek penelitian dalam penulisan ilmiah ini adalah Pabrik Tahu Bangsawan yang beralamat di Jalan Raya Muchtar, Gg. Kopral Daman Rt/Rw 02/03 No.4 Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok.

3.1.1    Sejarah Singkat Perusahaan
Pabrik Tahu Bangsawan merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang makanan atau mengolah bahan pangan. Pabrik ini mulai berdiri dan beroperasi pada tahun 2011, yang didirikan oleh Saudara Rizki Agung Sumantri yang beralamat di Jalan raya Muchtar, Gg.Kopral Daman Rt/Rw 02/03 no.4 Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok. Di awal-awal berdirinya pabrik ini Saudara Rizki hanya menggunakan satu mesin dan beberapa alat pembuatan tahu yang masih sederhana. Mengingat usianya yang masih muda Pabrik Tahu Bangsawan ini hanya mempunyai 3 orang karyawan yang masih kerabat dekat maupun keluarga yang membantu dalam proses pengolahan didalam pabrik, hal ini dikarenakan modal yang masih terbatas..
Pabrik ini sedikit demi sedikit mengalami suatu perkembangan hal ini merupakan wujud dari ketekunan perusahaan dalam mengaktualisasikan visi dan misi perusahaan yaitu melalui pelaksanaan konsep bisnis yang sehat dan jujur. Yang tak kalah pentingnya adalah komitmen perusahaan untuk mengolah dan menghasilkan produk pangan yang berkualitas sehat dan alami dalam semua bahan baku yang digunakan, lebih mementingkan kesehatan dan kepuasan kepada pelanggan atau konsumen serta menetapkan harga yang terjangkau dan kompetitif. Dengan begitu diharapkan para pelanggan atau konsumen lebih puas dan percaya kepada produk buatan kami.



3.1.2    Visi Dan Misi Perusahaan
            Adapun visi dari usaha pembuatan Tahu Bangsawan Saudara Rizki saat ini adalah “Senantiasa berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam produksinya”. Dan untuk visi ini perusahaan memiliki semboyan bahwa proses pembuatannya harus dijamin higienis dan harus dengan menggunakan bahan-bahan alami. Dengan adanya visi ini sekaligus menyadarkan kepada seluruh warga Indonesia, yaitu kita memiliki salah satu makanan yang sangat luar biasa makanan yang mengandung banyak gizi dan protein yang tinggi.
            Sedangkan misi perusahaan adalah memperluas jangkauan pemasaran di kota-kota besar seperti Kota Depok dan Jakarta pada umumnya, dan khususnya pada daerah Sawangan Baru ini dan juga untuk mempermudah para konsumen mendapatkan makanan pangan yang bergizi dan berprotein tinggi.

3.1.3    Struktur Organiisasi
            Untuk mencapai tujuan perusahaan maka diperlukan kejelasan atau kepastian wewenang, tugas dan pertanggung jawaban dari setiap anggota perusahaan. Dan untuk itulah maka dibutuhkan sebuah struktur organisasi yang baik, dibawah ini disajikan bagan struktur organisasi pada Pabrik Tahu Bangsawan .
Gambar 3.1
Bagan Struktur Organisasi Pabrik Tahu Bangsawan

Pimpinan Pabrik

 
                                                                                                                                   













Pekerja Pabrik
 







Bagian Pemasaran
 

 








           
Keterangan      :
1.      Pimpinan Pabrik
Tugas dan tanggung jawab pimpinan perusahaan antara lain :
a.       Bertanggung jawab atas pengolahan dan perencanaan perusahaan
b.      Mengawasi kinerja karyawan secara keseluruhan
c.       Memberikan wewenang kepada bawahan
d.      Membuat keputusan
2.      Pekerja Pabrik
Tugas dari pekerja pabrik yaitu bertugas menjalankan kegiatan-kegiatan dalam pabrik baik sebagai pembuatan produk maupun bertugas sebagai perawat mesin dan kebersihan pabrik.
3.      Bagian Pemasaran
Tugas dari bagian pemasaran yaitu mendistribusikan produk ke daerah-daerah pemasaran serta melakukan promosi.

3.2       Metode Pengumpulan Data
            Data / variabel yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah data primer dimana data yang digunakan adalah data mengenai Biaya Overhead Pabrik yang diambil dari Pabrik Tahu Bangsawan, dimana data tersebut akan diolah dan dianalisis berdasarkan  teori yang telah dipelajari sehingga dapat diperoleh kesimpulan.
            Metode pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu dengan cara sebagai berikut :



1.Penelitian Kepustakaan (Library Research)
         Dengan mencari dan membaca literatur-literatur yang relevan dengan tema penulisan dan dalam penelitian ini penulis juga menggumpulkan data yang bersifat teoritis serta informasi dari bermacam-macam sumber yang akan digunakan sebagai referensi dan juga catatan-catatan mata kuliah yang berhubungan langsung dengan topik penelitiaan ini.

2.   Penelitian Lapangan
                        a.   Metode Observasi (tinjauan)
      Penulis melakukan observasi langsung untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penjualan tahu pada Pabrik Tahu Bangsawan pengamatan pada objek penelitian dan penulis dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan.                      
b.   Metode Interview (wawancara)
      Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara yang berhubungan dengan penulisan ini dengan pihak-pihak yang terkait pada Pabrik Tahu Bangsawan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung guna memperoleh data-data dan informasi yang dibutuhkan dengan topik yang akan dibahas pada penulsan ilmiah ini.

3.3  Alat Analisis
            Alat analisis yang digunakan untuk menghitung tarif Biaya Overhead Pabrik yaitu menggunakan metode satu tarif atau tarif tunggal dan menganalisis selisih Biaya Overhead Pabrik, dengan menggunakan 2 macam metode yaitu terdiri dari selisih anggaran dan selisih kapasitas :



1.      Selisih Anggaran

SA = BOPss – [ (KN x TT) + (KS x TV) ]
        
                  Keterangan :  SA       =  Selisih anggaran
                                         BOPss =  Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
                          TV      =  Tarif biaya overhead pabrik variabel
                          KN           = Kapasitas normal
                          KS       =  Kapasitas sesungguhnya
                          TT       =  Tarif biaya overhead pabrik tetap

2.      Selisih Kapasitas

         SK = [ (KN x TT) + (KS x TV) ] – (KSS x T)

                  Keterangan :  SK       = Selisih kapasitas 
                            KN       = Kapasitas normal
                             KS       = Kapasitas sesungguhnya
                             T         = Tarif biaya overhead pabrik total
                             TT       = Tarif biaya overhead pabrik tetap
                             TV      = Tarif biaya overhead pabrik variabel